Aku sampaikan lagu ini untuk kamu.. Ya, mungkin kamu yang membaca ini adalah Jodohku. Siapa tahu? :)
Lelaki : Apa matlamat awak dalam perkawinan? Nak kehidupan yang selesa ke? atau kehidupan yang biasa seperti sekarang? atau yang bagaimana?
Perempuan : "Help me to get to Jannah"
Lelaki : Glurrrpp..
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Dalam konteks perkahwinan aku pernah jugalah berborak dengan seorang Ustazd / Wak (boleh dikira sebagai Ayah Angkat jugalah) sewaktu ke Yokya beberapa bulan lepas. (tahun 2012). Aku bertanya pada beliau dan terangkan situasi diriku. Panjang lebar sudah cerita, dia pun mulakan bicaranya...
Hampir begini ceritanya...
Ustazd : Kamu tu bila bicara soal jodoh, pikirnya guna otak kiri lorh. (saja ikut intonasi dia.. hehe)..
Aku : Laa.. Otak kiri yang macam mana pulak?
Ustazd : Iya.. Sebelum nikah sudah pikir itu dan ini.
Aku : Ya, pasti lah harus pikir jugak wak. Gi mana nanti mahu buat kendurinya, rumahnya, kos hidupnya, kelahiran anak pertama, dan berbagai kos jika mahu menikah. Sekarang ni wak mana-mana pun guna uang. Mahu jadi suami yang bertanggungjawab lah. heee~ (wak adalah kata ganti nama diri pak cik untuk orang Jawa. Adakala aku panggil dia wak saja, kadang-kadang panggil Ustazd)
Ustazd : Apa syarat mahu menikah?
Aku : Pengantin lelaki, Pengantin perempuan, Wali, Dua orang saksi dan Ijab Qabul.
Ustazd : Jadi? Apa yang ribut sih? Sudah sedia semuanya?
Aku : Hahaha.. Pengantin perempuan belum tahu lagi lah wak.. hehe.. Tapi nanti banyak urusannya. Ya, seperti saya bicarakan tadi tu. Jika di Yokya ya mungkin beda sama Malaysia...
Ustazd : Mahu anak pesantren kah? Rame (ramai) calonnya nih. Muda-muda semua.
Aku : Huh! Ngak-ngak..
Ustazd : Ya, itu makanya kamu mahu tapi belum bersedia tu.. Pikirannya lansung guna otak kiri. Harus ada mobil mewah (kereta), rumah gedii (besar), kerjaan bagus, uang banyak baru mahu menikah..
Aku : Jadi mahu pikir macam mana pulak?
Ustazd : Kamu percaya gak rejeki itu sudah Allah tetapkan? Percaya pada jodoh? Mati? Semuanya sudah ada ketetapannya. Lengkap tertulis semuanya. Ya, kan? Sudah pasti, kan?
Aku : Iya, wak.. Tapi....
Ustazd : Tapi apa lagi ni? Coba kamu pikirannya lansung guna otak kanan juga. Sudah bersedia, Ada pengantin perempuannya, Ada walinya, Cukupkan maharnya, lansung terus menikah. Selepas itu, sudah pasti lah Allah tambahkan rejekinya nanti.
Aku : Saya ok je wak, tapi saya tak tahu lah gi mana nanti keluarga perempuannya tu. Mungkin ada yang bisa terima seadanya saja. Keluarga saya pun ok. Ibu juga tak mahu ribut-ribut. (Ribut-ribut = Serabut). Sanding-sanding. Majlis kenduri ada sudah cukup.
Ustazd : Kamu tu 'Fear of Unknown' tu.. Perkara belum jadi apa-apa, sudah macam-macam di pikirnya. Pusing larh.. (Pusing = Pening). Mahu doa ditambah rejeki gak lepas menikah nanti?
Aku : Iyalah.. pasti mahu....
Ustazd : Sudah, nanti di rumah saja kita bicara. Ini sudah sampe Pesantrennya ni. Ayuh, siapkan kameranya. Nanti bisa ada kenangan di sini..
Perbualanku tamat disini mengenai Jodoh. Tapi aku tetap simpan apa yang aku nak tanya tadi. Gambar kat bawah ni sebahagian daripada gambaran yang berlaku disini. Sebenarnya, kalau nak cerita bab kat pesantren ni pun, banyak kisahnya juga :)
Perempuan : "Help me to get to Jannah"
Lelaki : Glurrrpp..
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Dalam konteks perkahwinan aku pernah jugalah berborak dengan seorang Ustazd / Wak (boleh dikira sebagai Ayah Angkat jugalah) sewaktu ke Yokya beberapa bulan lepas. (tahun 2012). Aku bertanya pada beliau dan terangkan situasi diriku. Panjang lebar sudah cerita, dia pun mulakan bicaranya...
Hampir begini ceritanya...
Ustazd : Kamu tu bila bicara soal jodoh, pikirnya guna otak kiri lorh. (saja ikut intonasi dia.. hehe)..
Aku : Laa.. Otak kiri yang macam mana pulak?
Ustazd : Iya.. Sebelum nikah sudah pikir itu dan ini.
Aku : Ya, pasti lah harus pikir jugak wak. Gi mana nanti mahu buat kendurinya, rumahnya, kos hidupnya, kelahiran anak pertama, dan berbagai kos jika mahu menikah. Sekarang ni wak mana-mana pun guna uang. Mahu jadi suami yang bertanggungjawab lah. heee~ (wak adalah kata ganti nama diri pak cik untuk orang Jawa. Adakala aku panggil dia wak saja, kadang-kadang panggil Ustazd)
Ustazd : Apa syarat mahu menikah?
Aku : Pengantin lelaki, Pengantin perempuan, Wali, Dua orang saksi dan Ijab Qabul.
Ustazd : Jadi? Apa yang ribut sih? Sudah sedia semuanya?
Aku : Hahaha.. Pengantin perempuan belum tahu lagi lah wak.. hehe.. Tapi nanti banyak urusannya. Ya, seperti saya bicarakan tadi tu. Jika di Yokya ya mungkin beda sama Malaysia...
Ustazd : Mahu anak pesantren kah? Rame (ramai) calonnya nih. Muda-muda semua.
Aku : Huh! Ngak-ngak..
Ustazd : Ya, itu makanya kamu mahu tapi belum bersedia tu.. Pikirannya lansung guna otak kiri. Harus ada mobil mewah (kereta), rumah gedii (besar), kerjaan bagus, uang banyak baru mahu menikah..
Aku : Jadi mahu pikir macam mana pulak?
Ustazd : Kamu percaya gak rejeki itu sudah Allah tetapkan? Percaya pada jodoh? Mati? Semuanya sudah ada ketetapannya. Lengkap tertulis semuanya. Ya, kan? Sudah pasti, kan?
Aku : Iya, wak.. Tapi....
Ustazd : Tapi apa lagi ni? Coba kamu pikirannya lansung guna otak kanan juga. Sudah bersedia, Ada pengantin perempuannya, Ada walinya, Cukupkan maharnya, lansung terus menikah. Selepas itu, sudah pasti lah Allah tambahkan rejekinya nanti.
Aku : Saya ok je wak, tapi saya tak tahu lah gi mana nanti keluarga perempuannya tu. Mungkin ada yang bisa terima seadanya saja. Keluarga saya pun ok. Ibu juga tak mahu ribut-ribut. (Ribut-ribut = Serabut). Sanding-sanding. Majlis kenduri ada sudah cukup.
Ustazd : Kamu tu 'Fear of Unknown' tu.. Perkara belum jadi apa-apa, sudah macam-macam di pikirnya. Pusing larh.. (Pusing = Pening). Mahu doa ditambah rejeki gak lepas menikah nanti?
Aku : Iyalah.. pasti mahu....
Ustazd : Sudah, nanti di rumah saja kita bicara. Ini sudah sampe Pesantrennya ni. Ayuh, siapkan kameranya. Nanti bisa ada kenangan di sini..
Perbualanku tamat disini mengenai Jodoh. Tapi aku tetap simpan apa yang aku nak tanya tadi. Gambar kat bawah ni sebahagian daripada gambaran yang berlaku disini. Sebenarnya, kalau nak cerita bab kat pesantren ni pun, banyak kisahnya juga :)
![]() |
Salah seorang Anak Yatim. Comel gilerrr... Pandai cakap jawa tuh -_-" |
![]() |
Sekitar Majlis Dzikir... Aku duduk belakang sebab bukan VVIP :) |
![]() |
Banner di Pintu Masuk |
![]() |
Ustazd, PakHaji dan Pelajar di Pesantren. Dzikir dan Nyanyian Ghasidah |
![]() |
Bergambar bersama Mudir Pesantren. Ustazd ni (tengah) jadi Mudir sejak dia pulang dari Al-Azhar. |
MAM
Sampai syurga ku menunggu, Sampai syurga ku cintamu, Hanya kamu.....~
p/s : Sebenarnya explanation Ustazd tu lagi panjang. maklumlah Sejam lebih kot bercakap pasal benda tu je.. hehe... Aku cuma amik poin yang penting je.. Tapi dalam explanation dia sebenarnya banyak kiasan-kiasan yang best.. Nantilah aku share :D
#Sebuah karya Dimanakah Daku Untuk-Mu
No comments:
Post a Comment